twitter



BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemilihan kepala daerah Banten kerap kali menimbulkan berita yang negatif atas berlangsungnya pesta 5 tahunan rakyat Banten ini. Maka dari itu, penulis menginginkan pembaca dapat mengetahui dan memahami seluk beluk pemilihan kepala daerah provinsi Banten agar pembaca juga dapat bersikap positif serta selektif dalam menerima dan berpendapat tentang pilkada tersebut.
            Dengan demikian, pembaca juga dapat menelaah lebih jauh serta berpartisipasi positif terhadap pemilihan kepala daerah seperti pilkada Banten ini.

1.2 Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui, mengerti, memahami serta bersikap positif dan selektif terhadap keberlangsungan pemilihan kepala daerah Banten.

1.3 Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari pemilu?
2.    Apakah kegunaan dari diadakannya sebuah pemilu?
3.    Bagaimanakah pemilu kepala daerah di provinsi Banten?
4.    Bagaimanakah tahapan yang ada dalam pilkada Banten?
5.    Berapa banyak pasang yang mencalonkan diri sebagai cagub dan cawagub Banten?
6.    Siapakah nama pasangan cagub dan cawagub dalam pilkada Banten?
7.    Bagaimanakah visi dan misi dari setiap pasang kandidat?
8.    Bagaimanakah cara setiap pasang kandidat dalam mempromosikan dirinya dan pasangannya kepada masyarakat Banten?
9.    Bagaimanakah keadaan provinsi dalam masa pemilihan kepala daerah?
10. Bagaimanakah presentase dinamis berdasarkan quick count?
11. Siapakah yang memiliki presentase suara pendukung terbanyak?
12. Siapakah yang terpilih menjadi cagub dan cawagub?
BAB II Pembahasan

A.   Pengertian Pemilu
Pemilu adalah kepanjangan dari pemilihan umum yang merupakan suatu cara resmi yang diakui semua negara termasuk negara kita guna memilih pemimpin suatu himpunan besar maupun kecil baik di tingkat organisasi atau kepemerintahan. Pemilu diselenggarakan untuk menghimpun seluruh suara anggota himpunan tersebut guna mendukung kandidat terpilih sebagai calon pemimpin.

Dalam makalah ini, himpunan yang dimaksud adalah wilayah atau daerah otonomi  yang pemimpinnya biasa disebut gubernur. Seperti  baru-baru ini, memasuki akhir tahun 2011 telah diselenggarakan pilkada Banten atau pemilihan gubernur dan wakil gubernur propinsi Banten untuk periode 2012-2016.

Pemilihan kepala daerah kali ini terdapat 4 pasang calon gubernur dan wakil gubernur terdaftar. Namun, satu di antaranya merupakan pasangan cagub dan cawagub independen, Dwi Jatmiko-Tjetjep Mulyadinata yaitu kandidat yg tidak diusung oleh partai politik manapun dalam arti tidak berkolaborasi dengan kekuatan politik umum yang dihimpun partai politik dari masyarakat daerah tersebut.

Sedangkan 3 pasang kandidat cagub dan cawagub lainnya diusung oleh beberapa partai politik, yaitu kandidat dengan nomor urut pertama, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno, disusul Wahidin Halim-Irna Narulita di nomor urut dua, dan Jazuli Juwaini-Makmun Muzakkir di nomor tiga. Saat pengundian nomor urut pada tanggal 24 Agustus 2011, KPU membatalkan pencalonan pasangan independen Dwi Jatmiko-Tjetjep Mulyadinata. Dan hal itu menyebabkan penggugatan pasangan independen atas KPU.

B.    Tahapan Pemilu Pilkada Banten
Terdapat beberapa tahapan dalam pilkada Banten ini yaitu:
1.    Selasa 24 Mei 2011, peresmian pelaksanaan tahapan Pilgub Banten 2011. ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Ketua KPU pusat didampingi Gubernur Banten, Ketua Bawaslu dan didampingi Muspida Banten, sekaligus dilakukan peluncuran logo Pilgub Banten 2011 berupa gambar badak bercula satu. Proses ini merupakan simbol dimulainya sosialisasi tahapan penyelenggaraan pemilu secara terbuka, terstruktur, sistematis dan masif dalam rangka pemilihan umum yang aman, damai, demokratis, jujur dan adil.

2.    1-5 Juni 2011, tahapan pelaksanaan Pilgub Banten sudah dimulai dengan pelantikan petugas PPK dan PPS.

3.    17 Juni-7 Juli 2011, pengumuman dan penyerahan dokumen rekapitulasi dukungan calon perseorangan.

4.    8-14 Juli 2011, verifikasi dokumen dukungan calon perseorangan pendaftaran pasangan calon yang diajukan partai politik dan gabungan partai politik serta perseorangan.

5.    Selanjutnya tanggal 14 Juli sampai 4 Agustus 2011 penelitian dan pemberitahuan hasil penelitian pemenuhan syarat calon.

6.    27 Juli sampai 16 Agustus 2011 pengumuman daftar pemilih sementara (DPS).

7.    5 sampai 8 Agustus 2011 melengkapi dan atau memperbaiki berkas pencalonan dari calon perseorangan.

8.    22 dan 23 Agustus 2011 penyampaian hasil pemeriksaan kesehatan pasangan calon.

9.    25 Agustus 2011 penentuan dan penetapan nomor urut dan pengumuman pasangan calon.

10.  Tanggal 5 sampai 18 Oktober 2011, waktu kampanye dilaksanakan.

11.  Tanggal 19-21 Oktober 2011, dilanjutkan masa tenang.

12.   Pada 22 Oktober 2011, pemungutan suara pemilu pilkada.

13. Sedangkan jika terjadi pemilihan tahap dua, pemungutan suara dilaksanakan pada 3 Desember 2011.

14.  Pada 11 Januari 2012, pengucapan sumpah dan janji.





















C.   Sejarah Pilkada Banten
Pilgub Banten yang dilaksanakan sabtu, 22 Oktober 2011 ini mendapat pengawasan ketat dan supervisi khusus dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena Banten memiliki sejarah yang kurang baik dalam pelaksanaan pilkada.

Provinsi Banten pernah mengalami dua kali pengulangan pemilihan kepala daerah karena adanya gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan Pilkada dua daerah tersebut. Dua daerah di Banten yang memiliki sejarah kurang bagus tersebut yakni Pilkada di Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan. Selain itu, Bawaslu juga menerima banyak laporan dari Panwaslu Banten terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan pasangan calon tertentu dalam pelaksanaan tahapan Pilgub. Menurut ketua Komisi Pelmilihan Umum, pihaknya sudah melakukan tiga kali supervisi ke Banten terkait pelaksanaan Pilgub dan pihaknya juga akan memantau langsung proses pelaksanaan pemungutan suara ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS).  KPU menurunkan dua tim yang terbagi di wilayah Banten Selatan dan Banten Utara yang mana dipimpin langsung oleh ketua KPU dan didampingi anggota Bawaslu Wahidah Suaib. Laporan yang kerap kali diterima adalah seperti adanya indikasi cukup kuat mobilisasi PNS yang dilakukan pasangan calon tertentu dan adanya laporan penyalahgunaan wewenang, juga laporan terkait indikasi politik uang.[1]
 KPU wajib melakukan verifikasi DP4 secara optimal agar menjadi daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap yang mengakomodir seluruh masyarakat Banten yang memenuhi syarat untuk memilih. Para penyelenggara pemilihan umum gubernur Banten juga jangan sampai terjadi manipulasi atau keberpihakan kepada siapapun kecuali kepada Undang-Undang dan aturan yang berlaku.







D.   Visi dan Misi
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil Gubernur Banten 2011 menyampaikan visi dan misi, pada Rapat Paripurna Istimewa Penyampaian visi dan misi cagub/cawagub Banten di DPRD Banten. Rapat paripurna istimewa DPRD Banten penyampaian visi dan misi tersebut dipimpin Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin sebelum tiga pasangan calon gubernur Banten tersebut  mengikuti Pilgub pada 22 Oktober 2011. Tiga pasangan calon gubernur Banten yang menyampaikan visi misi di depan anggota DPRD dan ratusan pendukung masing-masing pasangannya, yakni pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno dengan  visi mereka bersatu mewujudkan rakyat Banten sejahtera berlandaskan iman dan taqwa. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan pasangan tersebut yakni peningkatan infrastruktur, pemantapan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan kualitas SDM, penguatan semangat kebersamaan antar pelaku pembangunan dan sinergitas pemerintah pusat serta peningkatan mutu dan kinerja pemerintah.

Pasangan selanjutnya yang menyampaikan visi dan misi adalah pasangan nomor urut dua yakni Wahidin Halim-Irna Narulita yang diusung Partai Demokrat dengan visi mereka  adalah menjadikan Banten sebagai provinsi terdepan dalam membangun peradaban baru menuju masyarakat cerdas, sehat dan mandiri yang berakhlaqul  karimah. Sedangkan misi pasangan tersebut yang akan dijalankan yakni menguatkan tata pemerintah yang baik melalui reformasi birokrasi, meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan kesejahteraan sosial, mendorong pertumbuhan ekonomi multi sektor, mendorong kemandirian lokal yang menunjang stabilitas ekonomi, keamanan dan politik serta mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.

Pasangan terakhir yang menyampaikan visi dan misinya adalah pasangan nomor urut tiga yakni Jazuli Juwaini-Makmun Muzzaki. Pasangan yang diusung PKS, PPP, PBR dan PKNU tersebut memiliki visi mewujudkan Banten segera adil sejahtera. Untuk mencapai visi tersebut maka akan dilaksanakan misi diantaranya membangun infrastruktur yang kokoh secara merata, menyediakan iklim investasi yang kondusif, menyediakan layanan akses pendidikan yang berkualitas, mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan berkualitas, membangun sistem layanan kesehatan yang murah, berkualitas dan merata serta mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai agama.

E.     Proses Penyosialisasian
Sejumlah nama tokoh santer disebut-sebut sebagai kandidat Gubernur Banten menyeruak dan memenuhi ranah publik. Muncul tiga nama terkenal yang mulai ramai dibicarakan, yakni Ratu Atut Chosiyah (saat ini Gubernur Banten), Walikota Tangerang Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya.
Banyak lokasi strategis yang diramaikan baliho sosialisasi program pemerintah bergambar wajah Atut Chosiyah. Atut tampil sendirian karena tidak ada gambar wajah Wakil Gubernur HM Masduki. Putri kandung sesepuh pendekar Banten, TB Hasan Sochib, ini juga tampak sering hadir di berbagai kegiatan seremonial sambil membagikan kalender bergambar dirinya kepada masyarakat. Sementara di Tangerang, kubu pendukung Wahidin Halim kian gencar menyebarkan stiker, kalender, spanduk, dan baliho bertuliskan “Saatnya Banten Berbenah Diri untuk menjadi yang Terbaik”. Di samping tagline, tertera foto wajah Walikota Tangerang Wahidin Halim dengan pakaian muslim putih dan berpeci. Selain menyebar atribut bergambar Wahidin, elemen pendukung juga menggelar bermacam kegiatan di pelosok-pelosok, seperti kompetisi se­pakbola.
Namun tidak demikian dengan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya yang hingga kini masih terlihat adem ayem walaupun sudah sering disebut banyak tokoh masyarakat Banten akan maju dalam Pilgub 2011. Hal ini terlihat dengan masih jarang ditemukan spanduk, baliho atau stiker bergambar Mulyadi. Sepertinya, Mulyadi memang masih berhitung soal peluangnya untuk maju menjadi calon Gubernur Banten. Sedangkan sejumlah tokoh masyarakat Lebak, mengharapkan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya segera menentukan sikap karena masyarakat menunggu kejelasan sikap pencalonan orang nomor satu di Lebak untuk maju di Pilgub 2011. Sepanjang 2010, tokoh masyarakat dan ulama di 28 kecamatan sudah menyatakan dukungan kepada Jayabaya agar maju, namun pada akhir 2010 secara mengejutkan Jayabaya menyatakan tidak akan maju pada bursa Pilgub 2011. Sekretaris DPD KNPI Lebak Iyan Fitriyana mengatakan, sudah mendesak Jayabaya untuk bersikap tegas dan tidak mengecewakan warga Lebak. Dua periode kepemimpinan Jayabaya di Lebak sudah menjadi bukti bahwa sosok yang satu ini mampu membawa perubahan bagi masa depan Banten. “Kami yakin, Jayabaya mau mempertimbangkan aspirasi masyarakat sehingga dapat membuat keputusan yang tepat,” imbuhnya.
Terkait dengan siapa yang akan diusung dalam Pilgub nanti, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Jayeng Rana, mengatakan bahwa partainya berkeinginan agar yang maju bukan dari kalangan incumbent (calon gubernur yang masih menjabat sebagai kepala daerah). Ia berfikir Banten butuh darah segar, dan kalangan muda lebih pantas untuk memimpin Banten lima tahun yang akan datang. Terkait kemungkinan kembali mendukung Atut Chosiyah, Jayeng tidak bisa memastikan. Sebab, kader PDIP mulai dari pengurus ranting sampai DPD menginginkan kader PDI Perjuangan untuk maju menjadi calon gubernur.  Jadi dia bertekad akan majukan kader.


F.  Kecurangan
Potensi pemilihan suara ulang selalu bisa terjadi, apalagi di Provinsi Banten saat ini banyak terjadi dugaan keterlibatan PNS dan pejabat, baik provinsi dan kabupaten/kota. Seperti dari sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang dipantau langsung oleh Bawaslu, terdapat sejumlah laporan kecurangan maupun kesalahan teknis yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten.
Saat melakukan pengawasan langsung di Banten, Bawaslu menemukan salah seorang petugas PPS membuka kotak suara yang telah disegel petugas KPPS. Padahal, membuka segel kotak suara adalah di tingkat PPK. Apa pun alasannya, tidak sembarang orang dapat membuka kotak suara di tingkat PPS.
Tidak hanya itu, dari hasil pantauan yang dilakukan oleh Bawaslu, banyak terjadi salah cetak logistik KPU dari C1 - KWK, C2 - KWK, dan amplop untuk memisahkan suara sah dan tidak sah yang berpotensi terjadi kecurangan. KPU Banten tidak melakukan penghitungan cepat, tapi akan merekapitulasi suara penetapan dan pengumuman calon terpilih pada 29-30 Oktober 2011. Untuk jadwal pelantikan. "Kami tidak melakukan penghitungan cepat, tapi jadwal rekapitulasi penghitungan dari PPS, PPK, dan KPU kabupaten/kota masing-masing memiliki waktu tiga hari," katanya. Sementara itu Calon Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tak menginginkan terjadinya pemungutan suara ulang (PSU) pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011 ini. Menurut Atut, pelaksanaan pemungutan ulang hanya akan menambah beban Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD).


G.   Tuduhan Atut-Rano terhadap Wahidin-Irna
Para kandidat cagub dan cawagub terpilih yang sudah mendapatkan nomor urut mulai menyosialisasikan diri dan berkampanye pada periode 5-18 Oktober 2011. Di masa kampanye ini, pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita melakukan banyak kecurangan yang mana juga diakui oleh pasangan Atut-Rano, yaitu seperti:[2]
a.    keterlibatan birokrasi atau PNS, penggunaan struktur atau alat kelengkapan pemerintahan daerah dan penggunaan fasilitas daerah;
b.    selanjutnya, perilaku intimidasi, perilaku diskriminasi, money politics, kampanye hitam, curi start kampanye dan kampanye terselubung. Serta, pengrusakan alat peraga atau baliho;
c.    "Kecurangan yang dilakukan oleh WH-Irna dan Jazuli-Zakki sungguh luar biasa, sangat terstruktur, sistematis dan masif. Bahkan memiliki daya rusak dan jelajah tinggi," ujar kuasa hukum Atut-Rano Arteria Dahlan, kepada Okezone, Senin (14/11/2011);[3]
d.    pasangan WH-Irna, dinilai telah melakukan intimidasi terhadap PNS di lingkungan Pemkot Tangerang untuk mendukung mereka. Jika terbukti ada yang melawan dan membangkang, maka akan dipecat atau dinonjobkan.
e.    serta, kejadian di Pandeglang yang dikenal dengan peristiwa Cisantri dan Ponpes  Salafiyah Roudhotul Ulum di Cidahu. Juga yang terjadi di Kota Cilegon dengan adanya intimidasi yang luar biasa.
H.   Masa Tenang
Berakhirnya masa kampanye serta menjelang masa tenang,  petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di tingkat Kecamatan dan Kota dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, serta Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) membongkar  puluhan ribu spanduk pasangan calon Gubernur Banten. Sebelum dibongkar paksa, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memberikan surat edaran yang berisi imbauan, agar masing-masing tim pasangan calon mencopot sendiri atribut kampanye mereka. Namun, imbauan  tidak diindahkan oleh masing-masing tim pasangan calon. Karena memang tidak ada sanksi yang bisa dikenakan kepada tim pasangan calon untuk wajib membongkar atribut kampanyenya.

Sabtu 22 Oktober 2011, sebanyak 7 juta rakyat Banten memberikan hak suaranya dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011. Seluruh sekolah mulai tingkat SD, SMP, dan SMA diliburkan. Tidak ada kegiatan belajar mengajar. Para pekerja pun demikian. Mereka tumpah dalam pesta 5 tahunan. Sebanyak 7 juta rakyat Banten, hari ini akan merayakan pesta demokrasi. Mereka siap memberikan hak suaranya dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011. Nasib rakyat Banten lima tahun ke depan dipertaruhkan pada pemilu kali ini. Ada tiga kandidat yang memperebutkan kursi panas dan siap memikul beban memajukan Banten ke depan. Terdiri dari pasangan nomor urut 1, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno, nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Narulita dan pasangan calon nomor urut 3, Jazuli Zuwaini-Jakki.


I.   Hasil Perolehan Suara
Harapan akan masa depan Banten yang lebih baik pun tersirat dalam benak. Mereka berbondong-bondong keluar rumah menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS). Memberikan hak politiknya.Seluruh sekolah mulai tingkat SD, SMP, dan SMA diliburkan. Tidak ada kegiatan belajar mengajar. Para pekerja pun demikian. Mereka tumpah dalam pesta 5 tahunan.
Ketua KPU Kota Tangerang, Syafril Elain mengatakan total pemilih di Provinsi Banten sekitar tujuh juta orang. Terdiri dari pemilih muda dan tua. Sedang di Kota Tangerang, total pemilih berjumlah 1.119.000 orang.okezone.com
Berdasarkan perhitungan cepat atau quick count tiga lembaga survei, yaitu Lingkaran Survei Indonesia, Konsultan Citra Indonesia, dan Jaringan Suara Indonesia, pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno unggul  dengan perolehan suara sebanyak 50,04 persen dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Banten, Wahidin Halim-Irna Narulita 38,34 persen, dan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki 11,62 persen. 

Dibandingkan dua kandidat calon wakil gubenur lainnya, Rano Karno lebih dikenal masyarakat. Begitu pun sosok Ratu Atut Chosiyah sebagai incumbent, ia memiliki popularitas yang tinggi dibanding  Wahidin dan Jazuli.





Sebelumnya, dalam rapat pleno KPU Banten yang di gelar Gedung BLKI Kota Serang, Minggu  30 Oktober 2011, pasangan nomor urut satu Ratu Atut Chosiyah  dan  Rano Karno terpilih menjadi pemenang dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2012-2017 dengan  Perolehan suara sebagai berikut:
· Kota Cilegon sebesar  104.574 (61,55%)suara.
· Kota Serang sebesar 142.916 (55,46%) suara.
· Tangerang Selatan sebesar 248.618 (61,09%) suara.
· Kabupaten Serang memperoleh 386.689 suara.
·  Kabupaten Lebak mendapatkan 340.435 (57.90%) suara.
· Kabupaten Tangerang mendapatkan 486.724 suara.
· Kabupaten Pandeglang  memperolah 265,789 suara.
· Kota Tangerang  memperoleh 160.290 (22.73%) suara.

Sementara perolehan nilai yang didapat pasangan nomor urut dua, Wahidin Halid dan  Irna Narulita berada di posisi kedua dengan rincian suara sebagai berikut:
· Kota Cilegon sebesar 35.176 (20,70%) suara.
· Kota Serang sebesar 79.417 (30.82%) suara.
· Tangerang Selatan sebesar 118.375 (15,83%)  suara.
· Kabupaten Serang memperoleh 141.638 suara.
·  Kabupaten Lebak mendapatkan 178.362 (30.33%) suara.
· Kabupaten Tangerang mendapatkan 427.376 suara.
· Kabupaten Pandeglang  memperolah 181,268 suara.
· Kota Tangerang  memperoleh 513.345 (72.79%) suara.

Sedangkan perolehan angka suara yang didapat dari pasangan nomor urut tiga, Jazuli dan Makmun adalah sebagai berikut:
· Kota Cilegon sebesar  30.148 (17,74%) suara.
· Kota Serang sebesar 35.330 suara.
· Tangerang Selatan sebesar 39980 (11,73%) suara.
· Kabupaten Serang memperoleh 104.241 suara.
·  Kabupaten Lebak mendapatkan 69.120 (11.75%) suara.
· Kabupaten Tangerang mendapatkan 98.322 suara.
· Kabupaten Pandeglang memperolah 82,723 suara.
· Kota Tangerang memperoleh 31.568 (4,48%) suara.
*Jumlah DPT di Kota Tangerang sebanyak 1.117.996.

Pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno unggul dan berada di peringkat pertama. Pasangan ini didukung 11 partai koalisi dengan memiliki 49 kursi di DPRD Banten, antara lain, Partai Golkar, PDIP, Hanura, Gerindra, PKB, PAN, PBB, PPNUI, PKPB, PDS dan PPD. Pasangan bakal calon Jazuli Juwaini-Makmun Muzaki diusung partai koalisi PKS, PPP, PKNU dan PBR, sedangkan pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita hanya diusung satu partai, yakni Partai Demokrat yang memiliki 18 kursi di DPRD Banten.





J.   Kesimpulan
Pemilu adalah cara untuk mengangkat kepala suatu himpunan masyarakat. Di Indonesia, pemilu dilakasanakan setiap lima tahun sekali. Seperti yang baru-baru ini diselenggarakan di Provinsi Banten, diadakan pemilihan umum kepala daerah yang mana memiliki beberapa tahap dalam prosesinya.
Pesta rakyat lima tahunan ini biasanya diwarnai banyak kecurangan intrik politik dan politik uang. Sama halnya seperti pilkada Banten ini, bahkan masalah kecurangan tersebut sampai dibawa ke meja hijau Mahkamah Konstitusi.
Bila kita telaah lebih jauh sebenarnya masalah kecurangan seperti ini berdampak buruk bagi calon pemimpin tersebut serta berdampak buruk terhadap rakyat Provinsi Banten. Jika dari tahap terawal saja cagub/cawagub tersebut sudah melakukan banyak kecurangan, dapat kita bayangkan bagaimana kecurangan yang mungkin akan dilakukan lagi oleh calon-calon pemimpin daerah setelah mereka sudah diangkat menjadi pemimpin. Intrik politik uang mungkin akan semakin menguasai ranah politik Indonesia. Belum lagi jika menyangkut janji-janji yang diumbar pemimpin tersebut pada saat masa kampanyenya, apakah mereka dapat menepati dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dijanjikan kepada rakyatnya.







Daftar Pustaka                                                       

http://bataviase.co.id/node/846330, pada tanggal 5 Januari 2012, pukul 18.25 WIB.




[1] Bataviase, “Sejarah Pilkada di Banten Dikenal Buruk”, diakses dari http://bataviase.co.id/node/846330, pada tanggal 5 Januari 2012, pukul 18.25 WIB.
[2] Hasan Kurniawan, “Inilah 10 Kecurangan  Wahidin-Jazuli Versi Atut-Rano”, diakses dari http://news.okezone.com/read/2011/11/14/338/528982/inilah-10-kecurangan-wahidin-jazuli-versi-atut-rano, pada tanggal 5 Januari 2012, pukul 18.17 WIB.
[3]Ibid.

1 komentar:

  1. SITUS LIVE STREAMING BOLA TERUPDATE DAN TERLENGKAP DAPAT DI LIHAT DI :
    lihatbola.live
    lihatbola.asia
    asianbookie.id

Posting Komentar